MORFOLOGI PERUBAHAN VERBA BAHASA JEPANG
PADA BUKU PELAJARAN SHIN NIHONGO NO KISO I
Oleh
Aprilia Devina
10745054
Abstrak
Semua bahasa di dunia mempunyai kelas kata verba. Sesuai dengan tipologi bahasanya, ada bahasa yang meletakkan verba di depan, di tengah atau di akhir kalimat. Hal ini merupakan karakteristik dan keunikan bahasa. Begitu pula dengan verba bahasa Jepang, yang meletakkan verba di akhir kalimat. Perubahan verba pada bahasa Jepang juga mengakibatkan perubahan waktu dan maknanya.
Kata kunci : Bahasa Jepang ; Verba ; Perubahan ; Makna
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk mempelajari bahasa asing tidak cukup hanya dengan menguasai kemampuan berbicara saja. Baik pengajar maupun pembelajar yang sedang belajar bahasa asing perlu memahami atau minimal mengetahui linguistik bahasa asing. Pada umumnya, kesalahan yang terjadi pada pembelajar dikarenakan adanya transfer negative bahasa ibu dengan bahasa asing misalnya dalam pemilihan kata, penggunaan kosa kata, pola kalimat dan sebagainya.
Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa asing yang mempunyai karakteristik khusus. Ada beberapa karakteristik bahasa Jepang diantaranya sistem penulisannya yang mengenal empat huruf yaitu hiragana, katakana, kanji dan romaji. Dalam gramatikal, bahasa Jepang mengenal adanya partikel atau pemarkah kasus (joshi) yang berfungsi sebagai pembeda nomina, verba dan adjektiva. Pada struktur kalimat, posisi predikat diletakkan di belakang sebelum objek. Verba bahasa Jepang juga mengalami perubahan berdasarkan waktu kejadiannya sehingga mengakibatkan perubahan makna juga.
Berikut ini adalah contoh perubahan verba secara umum yang mengakibatkan perbedaan makna :
Verba GOL | Bentuk kamus | Bentuk masu | Bentuk masen | Bentuk te imasu | Bentuk mashita | Bentuk masendeshita |
I | 買う KA-u Membeli | 買います KA- imasu Membeli | 買いません KA- imaseng Tidak membeli | 買っています KA-tte imasu Sedang membel | 買いました KA- imashita Sudahmembeli | 買いませんでした KA-imaseng deshita Sudah tidak membeli |
II | 食べる TA-beru Makan | 食べます TA-bemasu Makan | 食べません TA-bemaseng Tidak makan | 食べています TA-bete imasu Sedang makan | 食べました TA-bemashita Sudah makan | 食べませんでした TA-bemaseng deshita Sudah tidak makan |
III | する Suru Melakukan | します SHI-masu Melakukan | しません SHI-maseng Tidak melakukan | しています SHI-te imasu Sedang melakukan | しました SHI-mashita Sudah melakukan | しませんでした SHI-masengdeshita Sudah tidak melakukan |
Dalam semua bahasa, verba merupakan unsur penting dalam kalimat. Begitu pun dalam bahasa Jepang, verba berperan penting dalam menunjukkan suatu aktivitas atau keadaan yang ditunjukkan dalam suatu kalimat. Struktur kalimat bahasa Jepang dibentuk dengan pola subjek-predikat atau subjek-objek-predikat yang nantinya akan disesuaikan dengan perubahan verba sesuai konteks dan waktu terjadinya (tenses).
Pembelajar yang baru belajar bahasa Jepang tanpa menguasai gramatika dengan baik akan mengalami kesulitan dalam memahaminya. Misalnya, hanya dengan membuka kamus barangkali akan mengerti apa yang dimaksud dengan kata watashi, hon, yomu, Namun apakah pembelajar mengerti bagaimana pemakaian partikel atau joshi. Selain itu, apakah pembelajar juga memahami kalimat bahasa Jepang yang verbanya mengalami perubahan bentuk dan proses morfologis. Contohnya :
1. 私は 本を読みます。 ( bentuk akan)
Watashi wa hon o yo-mimasu. Terdiri dari dua morfem
Saya membaca buku.
2. 私は 本を読みました。 (bentuk lampau)
Watashi wa hon o yo-mimashita. Terdiri dari dua morfem
Saya sudah membaca buku.
3. 私は 本を読んでいます。 (bentuk kini)
Watashi wa hon o yo-nde imasu. Terdiri dari dua morfem
Saya sedang membaca buku.
Berkaitan dengan hal di atas, dapat dilihat terjadi variasi perubahan pada verba yang berfungsi sebagai predikat sehingga mempengaruhi makna kalimat yang bertitik tolak pada waktu kejadian. Oleh karenanya, penulis akan membahas proses morfologis verba berdasarkan oleh kala waktu. Untuk mendukung analisis permasalahan, penulis menggunakan contoh-contoh kalimat pada buku pelajaran bahasa Jepang Shin Nihongo No Kiso I.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perubahan bentuk verba dalam bahasa Jepang yang diakibatkan oleh proses morfologis?
2. Bagaimana membedakan bentuk waktu dalam bahasa Jepang?
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Morfologi
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang seluk beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Kajian morfologi dibagi menjadi dua tipe analisis yaitu morfologi sinkronik dan morfologi diakronik. (Tarigan, 1988 : 4).
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lalu ataupun waktu kini. Ini berhubungan erat dengan komponen leksikal dan sintaktik kata-kata dan bagaimana caranya komponen- komponen tersebut menambahkan, mengurangi atau mengatur kembali di dalam ragam konteks. Kajian morfologi sinkronik ini antara lain :
- Morfem leksikal dan sintaktik.
- Morfem bebas dan terikat.
- Morfem dasar dan imbuhan.
Morfologi diakronik menelaah sejarah atau asal usul kata dan mempermasalahkan mengapa pemakaian kata sekarang berbeda dengan masa lalu. Kajian morfologi diakronik ini antara lain :
- Proses etimologis.
- Arah perubahan etimologis.
Berkaitan dengan morfologi, sebelumnya perlu diperjelas kembali tentang pengertian kata dan morfem. Menurut Ramlan (1983 : 26-28) dalam Tarigan (1988 : 6), morfem adalah satuan gramatik yang paling kecil dan tidak mempunyai satuan unsur lainnya. Kata adalah dua macam satuan yaitu satuan fonologi dan gramatik yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2.2.Morfologi bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, morfologi disebut keitairon (形態論). Objek yang dikaji adalah kata (単語/ tango) atau morfem (形態素/ keitaiso). Untuk lebih memahami morfologi dalam bahasa Jepang, berikut ini adalah contoh penggunaan morfem (keitaiso) dan kata (tango) :
- Kata (tango) à Morfem (keitaiso)
大学 [大] [学]
Daigaku Dai Gaku (universitas)
- Kata (tango) à Morfem (keitaiso)
蚊 [蚊]
Ka Ka (nyamuk)
- Kata (tango) à Morfem (keitaiso)
書く [書] [く]
Kaku Ka Ku (menulis)
Kata dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa morfem. Seperti pada contoh (1) kata daigaku
(大学) (universitas) yang ditulis menggunakan huruf kanji terdiri dari dua morfem yaitu [dai] [大] dan [gaku] [学]. Pada contoh (2), ada kata ka [蚊] (nyamuk) yang hanya terdiri dari satu morfem yaitu [ka]. Berbeda untuk verba dan adjektiva, kata bisa terdiri dari beberapa morfem pada contoh (3) verba kaku (書く) (menulis) terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan ditulis menggunakan huruf kanji [ka] [書] yang tidak mengalami perubahan, dan disebut dengan gokan [語幹] dan pada bagian kedua [ku] [く] yang bisa mengalami perubahan, dan disebut dengan gobi [語尾].
Dalam bahasa Jepang, kata yang mengalami perubahan disebut dengan yougen [用言], sedangkan kata yang tidak mengalami perubahan disebut dengan taigen [体言]. Perubahan kata atau yougen [用言] terdiri dari doushi [動詞] (verba), jodoushi [助動詞] (kopula), keiyoushi [形容詞] (kata sifat).
2.3 Perubahan Bentuk Verba
Verba bahasa Jepang dalam bentuk kamus (jishokei) berdasarkan perubahannya digolongkan dalam kelompok berikut :
1. Kelompok I
Kelompok ini disebut dengan godan doushi 五段動詞, karena mengalami perubahan dalam lima deretan bunyi bahasa Jepang yaitu A, I, U, E, O. Cirinya yaitu verba yang berakhiran dengan gobi huruf U, TSU, RU, KU, GU, MU, NU, BU, SU.
U | 会う | A – u | Bertemu |
KU | 書く | Ka – ku | Menulis |
MU | 読む | Yo - mu | Membaca |
2. Kelompok II
Kelompok ini disebut dengan ichidan doushi 一段動詞, karena perubahannya terjadi pada satu deretan bunyi saja. Ciri utamanya verba yang berakhiran dengan suara eru atau kami-ichidan doushi dan iru atau shimo-ichidan doushi.
ERU | 食べる | Tabe - ru | Makan |
| 寝る | Ne – ru | Tidur |
IRU | 見る | Mi – ru | Melihat |
| 起きる | Oki - ru | Bangun |
3. Kelompok III
Kelompok ini disebut dengan henkaku doushi 変革動詞verba yang perubahannya tidak beraturan dan hanya terdiri dari dua verba saja.
SURU | する | Melakukan |
KURU | くる | Datang |
Perubahan bentuk kata yaitu verba, adjektiva dan kopula disebut katsuyou 活用(konjugasi). Konjugasi verba bahasa Jepang secara garis besar ada enam macam antara lain :
1. Mizenkei (未然形) yaitu perubahan bentuk verba yang didalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk NAI), bentuk maksud (OU/YOU), bentuk pasif (RERU) dan bentuk menyuruh (bentuk SASERU).
2. Renyoukei (連用形) yaitu perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE) dan bentuk lampau (bentuk TA).
3. Shuushikei (終止形) yaitu vera bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat.
4. Rentaikei (連体形) yaitu verba (bentuk kamus) yanf digunakan sebagai modifikator.
5. Kateikei (仮定形) yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian (bentuk BA).
6. Meireikei (命令形) yaitu perubahan verba ke dalam bentuk perintah.
Berikut ini adalah tabel perubahan verba dalam penggunaan berbagai konjugasi :
Verba | Arti | Mizenkei | Renyoukei | Shuushikei | Rentaikei | Kateikei | Meireikei |
I 書く Ka-ku | Menulis | 書かない Ka-kanai 書こう Ka-kou 書れる Ka-kereru 書せる Ka-seru | 書きます Ka-kimasu 書いて Ka-ite 書いた Ka-ita | 書く Ka-ku | 書く Ka-ku | 書けば Ka-keba | 書け Ka-ke |
II 食べる Ta-beru | Makan | 食べない Ta-benai 食べよう Ta-beyou 食べられる Ta-berareru 食べさせる Ta-besaseru | 食べます Ta-bemasu たべて Ta-bete たべた Ta-beta | 食べる Ta-beru | 食べる Ta-beru | 食べれば Ta-bereba | 食べ Ta-be |
III くる Ku-ru | Datang | こない Ko-nai こよう Ko-you これる Ko-reru こさせる Ko-saseru | きます Ki-masu きて Ki-te きた Ki-ta | くる Ku-ru | くる Ku-ru | これば Ko-reba | こい Ko-i |
Dari tabel di atas, bisa diketahui bahwa adanya perbedaan pembatas morfem dalam setiap bentuknya karena menggunakan dua jenis huruf yang berbeda (kanji dan hiragana). Jika analisis morfemnya mengacu pada penggunaan huruf Jepang merupakan suatu silabis atau suku kata, lain halnya dengan mengacu pada huruf Alfabet. Menurut Machida & Momiyama (1997) bahwa analisis morfem jika mengacu pada huruf Alphabet akan semakin jelas. Tentunya dengan menggunakan sistem Jepang (nihon shiki) atau sistem Kunrei bukan mengacu pada sistem Hepburn.
2.4 Bentuk Waktu atau Jisei (時勢)
Bentuk waktu dalam bahasa Jepang disebut dengan Jisei 時勢atau Tense. Bentuk waktu adalah kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau berlangsungnya suatu aktifitas dengan bertitik tolak pada saat kalimat diucapkan. Ada tiga rentetan waktu lampau, sekarang dan akan datang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ilustrasinya :
Kako/ lampau Genzai/ sekarang Mirai/ akan datang
過去 現在 未来
Hatsuwaji/ saat berbicara 発話時
Dari ketiga rentetan waktu ini, penggunaan verba hanya berlaku untuk waktu sekarang dan akan datang. Bentuk sekarang atau genzai terdiri dari satu morfem yaitu MASU dan bentuk lampau atau kako terdiri dari dua morfem yaitu MASHI-TA.
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Isyandi (2003:13) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Data-data diperoleh melalui metode penelitian kepustakaan, penulis mengumpulkan dan menganalisis buku-buku dan data-data yang berhubungan dengan masalah yang dikaji terutama buku-buku linguistic bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang.
Mengingat data-datanya berasal dari buku bahasa Jepang maka penulis harus menerjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan penulisan. Setelah menganalisis data-data, kemudian dilanjutkan dengan mencari, mengumpulkan dan mengklasifikasikan kalimat-kalimat yang menggunakan bentuk waktu dalam bahasa Jepang.
Tahap berikutnya, proses merangkum dan menyusun data-data dalam satuan-satuan untuk dikelompokkan dalam bab dan anak bab. Dan yang terakhir penarikan kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diteliti dan saran yang dapat disampaikan bagi perkembangan linguistik bahasa Jepang.
IV. PEMBAHASAN
Verba sebagai predikat sangat berperan penting dalam suatu kalimat. Struktur kalimat verba bahasa Jepang, memposisikan verba di tengah kalimat dengan Subjek-Predikat-Objek. Berbeda dengan bahasa Indonesia, verba dalam bahasa Jepang diposisikan di akhir kalimat dengan struktur Subjek-Objek-Predikat. Jika pada bahasa Indonesia, verba tidak mengalami perubahan morfologi, ini berbeda dengan verba bahasa Jepang yang megalami perubahan morfologi. Perubahan ini berdasarkan dari kala waktu (tenses) yaitu waktu lampau (過去) (kako) dan waktu sekarang (現在) (genzai). Selain itu, perlu juga diperhatikan verba kalimat termasuk dalam kelompok verba satu, dua atau tiga. Karena masing-masing kelompok berbeda-beda penggunaannya. Selanjutnya, verba dapat dianalisis apakah mengalami perubahan makna sesuai dengan konjugasinya.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat yang ada dalam buku pelajaran Shin Nihongo no Kiso I :
1. リーさんは 漢字を 書きます。(SNNK: 173)
Rii-san wa kanji wo kakimasu.
Rii-san menulis kanji.
2. わたしたちは 日本の歌を歌います。 (SNNK : 210)
Watashitachi wa nihon no uta o utaimasu.
Kami bernyanyi lagu Jepang.
3. 田中さんは 毎晩さけを飲みません。(SNNK :55)
Tanaka-san wa maiban sake o nomimasen.
Tanaka setiap malam tidak minum sake.
4. 先生は 日本語で 電話をかけます。(SNNK :150)
Sensei wa nihongo de denwa o kakemasu.
Sensei menelfon dengan bahasa Jepang.
5. きのうの晩 日本語を勉強しませんでした。(SNNK: 53)
Kinou no ban nihongo o benkyou shimasen deshita.
Kemarin malam tidak belajar bahasa Jepang.
6. 私は友達と日本へきます。(SNNK :45)
Watashi wa tomodachi to nihon e kimasu.
Saya datang ke Jepang dengan teman.
7. 父はたばこをすっています。(SNNK :60)
Chichi wa tabako o sutte imasu.
Ayah sedang merokok.
8. みんなさん、辞書をあけてください。 (SNNK: 100)
Minnasan, jisho o akete kudasai.
Semuanya, tolong buka kamus.
9. テレビを見てから 寝ます。(SNNK : 215)
Terebi o mite kara nemasu.
Setelah nonton tv, tidur.
10.これはどこで買った本ですか。(SNNK : 217)
Kore wa doko de katta hon desuka.
Dari contoh di atas, bisa diketahui proses morfologis perubahan verbanya yang akan
di tunjukkan pada tabel di bawah ini:
No. | Contoh Verba | Verba Gol. | Mizenkei | Renyou kei | Shuushi kei | Rentai kei | Kateikei | Meireikei |
1 | 書きます KA- KIMASU | 書く/ I KA- KU | KA- KANAI | X | KA- KU | KA- KU | KA- KE | KA- KE |
2 | 歌います UTA- IMASU | 歌う/ I UTA-U | UTA- WANAI | X | UTA-U | UTA-U | UTA-E | UTA-E |
3 | 飲みません YO- MIMASEN | 読む/ I YO-MU | YO- MANAI | X | YO- MU | YO-MU | YO-ME | YO-ME |
4 | かけます KA- KEMASU | かける/II KAK- ERU | KAKE- NAI | X | KAK- ERU | KAK- ERU | KA- KEREBA | KA-KE |
5 | しません でした SHI- MASEN DESHITA | する/ III SURU | SHI- NAI | X | SURU | SURU | SU-REBA | SE-RO |
6 | きます KI- MASU | くる/ III KURU | KO- NAI | X | KURU | KURU | KU-REBA | KO-I |
7 | すって います SU- TTEIMASU | すう/ I SU-U | SU- WANAI | X | SU-U | SU-U | SU-EBA | SU-E |
8 | あけて ください AKE-TEKUDASAI | あける/ II A-KERU | AKE- NAI | X | A-KERU | A- KE RU | A-KEREBA | A-KE |
9 | 見て MI-TE | 見る/ II MI-RU | MI- NAI | X | MI-RU | MI-RU | MI-REBA | MI-RE |
10 | 買った KA-TTA | 買う/I KA-U | KA- WANAI | X | KA-U | KA-U | KA-EBA | KA-E |
Catatan :
· Tanda X digunakan untuk menunjukkan posisi verba dalam kalimat sebagai renyoukei.
· Untuk memperjelas bagaimana perubahannya, contoh verba di atas dikembangkan lagi
menjadi beberapa konjugasi seperti Mizenkei, Renyoukei, Shuushikei, Rentaikei, Kateikei, Meireikei.
Untuk memudahkan menganalisis data, penulis menggunakan sistem Hepburn dengan menulis secara alphabet namun tetap mengacu pada sistem penulisan Jepang (nihon shiki).
1. Pada verba golongan I, seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas KA-KU (書く),
UTA-U (歌う), YO-MU(読む). Pada saat verba golongan I berkonjugasi morfem isi atau naiyou-keitaisou tidak mengalami perubahan, tetapi morfem fungsi atau kinou-keitaisou mengalami perubahan.
| 書かない à KA- kanai : Tidak menulis |
書く | 書きます à KA- kimasu : Menulis |
KA-KU | 書く à KA- ku : Menulis |
(2 morfem) | 書けます à KA-kemasu : Dapat menulis |
| 書こう à KA- kou : Akan menulis |
Morfem KA(書) pada verba KA-KU (書く) yaitu morfem isi atau naiyou-keitaisou tidak mengalami perubahan. Sementara morfem KU (く) adalah morfem fungsi atau kinou-keitaisou yang mengalami perubahan konjugasi A (ka), I (ki), U (ku), E (ke), O (ko) dan mengakibatkan perubahan makna. Perubahan verba golongan I ini menambah penambahan morfem karena bisa mengalami 5 konjugasi.
2. Pada verba golongan II, seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas MI-RU(見る), A-KERU(あける) , KAK-ERU (かける).
| 見ない à MI – nai : Tidak melihat |
見る | 見ます à MI – masu : Melihat |
MI-RU | 見る à MI – ru : Melihat |
(2 morfem) | 見えます à MI – emasu : Dapat melihat |
| 見よう à MI – you : Akan melihat |
Pada verba MI-RU (見る) terdiri dari dua morfem yaitu MI (見) morfem isi atau naiyou-keitaisou yang tidak mengalami perubahan. Serta morfem RU (る) sebagai morfem fungsi atau kinou-keitaisou. Pada verba golongan II, morfem fungsi RU (る) tidak mengalami konjugasi A (ra) , I (ri), U (ru), E (re), O (ro) seperti pada verba gol I. Morfem
RU (る) hilang dan berubah menjadi morfem lain. Contohnya untuk verba tidak melihat,
MI-RU (見る) à MI – nai (見ない). Sehingga, perubahan pada verba golongan II ini tidak mengalami penambahan morfem.
3. Pada verba golongan III, seperti yang ditunjukkan pada contoh di atas SURU(する), KURU(くる).
| こない à Ko- nai : Tidak datang |
くる | きます à Ki – masu : Datang |
KU-RU | くる à Kuru : Datang |
(2 morfem) | くれば à Ku- reba : Dapat datang |
| こい à Ko-i : Akan datang |
Pada verba KU-RU (くる) hanya terdiri dari dua morfem isi dan fungsi. Jika diamati kembali pada morfem isi KU (く) ketika mengalami konjugasi terjadi perubahan menjadi KO(こ) dan KI (き). Pada morfem fungsi RU (る) juga mengalami perubahan. Ini dikarenakan verba golongan III merupakan verba tidak beraturan sehingga perubahan morfofoginya juga tidak beraturan.
Setelah mengetahui, proses morfologi verba yang mengakibatkan perubahan makna verba. Maka perlu juga mengetahui kala waktu (tense) karena ini juga berhubungan dengan proses morfologi. Berdasarkan contoh kalimat yang ada pada buku pelajaran Shin Nihongo no Kiso I :
No. | Contoh Verba | Lampau Kako 過去 | Sekarang Genzai 現在 | Akan datang Mirai 未来 |
1 | 書きます Ka- kimasu | | | X Akan menulis |
2 | 読みました Yo-mimashita | X Sudah membaca | | |
3 | 食べます Ta-bemasu | | | X Akan makan |
4 | かけました Kakemashita | X Sudah menelfon | | |
5 | きます Ki-masu | | | X Akan datang |
6 | しませんでした Shi-masendeshita | X Sudah tidak melakukan | | |
7 | すっています Su-tteimasu | | X Sedang merokok | |
8 | みています Mi-teimasu | | X Sedang melihat | |
Berdasarkan data di atas maka dapat dibedakan kala waktu (tense) pada bahasa Jepang dibagi menjadi tiga yaitu lampau (kako) 過去, sekarang (genzai) 現在dan akan datang (mirai) 未来. Tetapi, verba hanya digunakan pada saat sekarang (genzai) 現在dan lampau(kako) 過去. Sehingga, dalam bahasa Jepang verba dengan kala waktu sekarang (genzai) 現在selalu ditandai dengan perubahan morfem MASU dan verba dengan kala waktu lampau kako)過去selalu ditandai dengan perubahan morfem MASHITA. Perubahan verba juga dipengaruhi oleh kala waktu yang akan memperkaya penambahan fonem dan kata dalam bahasa Jepang.
V. SIMPULAN
Mempelajari bahasa asing berarti juga belajar tentang linguistik bahasa. Salah satu bagian kajian penting dalam linguistik adalah morfologi yang mempelajari seluk beluk morfem dan kata. Verba dalam suatu kalimat juga merupakan kajian dalam morfologi. Peran verba sebagai predikat sangat menentukan makna suatu kalimat.
Bahasa Jepang adalah bahasa yang mempunyai karakteristik tersendiri. Salah satu yang harus dipahami adalah proses morfologi pada verba yang mengalami perubahan berdasarkan waktu kejadiannya dan mengakibatkan perubahan makna didalamnya. Ini adalah aspek penting yang harus diperhatikan ketika ingin belajar lebih dalam tentang tata bahasa Jepang dan menguasai bahasa Jepang dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Bloomfield, Leonard. 1995. LANGUAGE BAHASA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Shin Nihongo no Kiso I. Tokyo : AOTS
Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Morfologi. Bandung : Angkasa
Verhaar.2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press