Minggu, 30 Januari 2011

ANALISIS PENGGUNAAN RESPON YANG DIKAITKAN DENGAN AIZUCHI DALAM BUKU MINNA NO NIHONGO SHOKYU II

ANALISIS PENGGUNAAN RESPON YANG DIKAITKAN DENGAN AIZUCHI DALAM BUKU MINNA NO NIHONGO SHOKYU II

Oleh:
Sri Aju Indrowaty
10745021 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah kunci keberhasilan, seperti itulah pepatah menggambarkannya. Bahasa dapat kita jumpai dimana-mana, karena kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari pemakaian bahasa. Selain itu, bahasa juga menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran kita, menjembatani hubungan kita dengan orang lain, dan bahkan menyelinap masuk ke dalam mimpi kita.
Menurut Ohoiwutun (2002:14) bahasa digunakan sehari-hari oleh siapa saja dalam transaksi apa saja dan oleh karena itu didefinisikan sebagai komunikasi antar makhluk manusia, yang dicirikan dengan penggunaan simbol-simbol lisan atau tertulis secara acak (arbitrer) sesuai makna yang telah di terima masyarakat penutur. Secara umum bahasa adalah komunikasi itu sendiri. Bahasa juga dianggap sebagai salah satu bentuk pengetahuan, yaitu bentuk pemikiran dan pemahaman (cognition). Fungsi terpenting dari bahasa adalah alat komunikasi dan interaksi. Bahasa berfungsi sebagai lem perekat dalam menyatupadankan keluarga, masyarakat dan kegiatan sosialisasi.
Alwasilah (1993:89) berpendapat bahwa kata “komunikasi” mencakup makna mengerti dan berbicara, mendengar dan membalas tindak. Kesemua tindakan dan peristiwa tutur ini bisa berobyek peristiwa masa silam, hari ini, dan esok lusa. Komunikasi dengan ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat pernyataan, kalimat bertanya, kalimat tanda tidak setuju, kalimat tanda titik setuju, atau menyatakan perasaan atau sikap terhadap sesuatu.
Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, menurut Sibrani (1992:85) bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena manusia sebagai mahkluk biologis harus berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok sosial. Dengan bahasa setiap orang menyampaikan gagasan, perasan, dan sebagainya kepada orang lain, pada hakikat nya bahasa ialah suatu yang diujarkan. Pesan yang disampaikan melalui ujaran itu harus disimak agar terjadi komunikasi bahasa, yaitu proses pengiriman dan penerimaan pesan melalui bahasa. Sistem penyampaian pesan atau sistem komunikasi yang disampaikan pembicara secara lisan tulis maupun isyarat.
Dari beberapa pendapat di atas adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan pemakaian bahasa. Namun dalam berkomunikasi, tentu saja tidak dapat terlepas dari adat-istiadat atau tata cara yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat mengunakan bahasa sesuai dengan situasi dan tempat di mana komunikasi itu dilakukan, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara .
Bahasa itu dapat mempengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ingin mengetahui respons si pendengar terhadap tuturannya, dia bisa melihat umpan balik, yang dapat berwujud prilaku tertentu yang dilakukan pendengar setelah mendengar tuturan si pendengar. Dengan demikian, umpan balik berfungsi sebagai sistem mengecek respons, yang jika diperlihatkan si penutur dapat menyesuaikan diri dalam menyampaikan pesan atau tuturan berikutnya. Tentu saja umpan balik ini hanya ada pada komunikasi yang bersifat dua arah (Chaer dan Agustina, 1995:28).
Hubungan timbal-balik dalam berkomunikasi tersebut tentunya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja di dalam masyarakat jepang di kenal istilah Aizuchi あいづち. Yaitu ungkapan yang dipakai untuk mencocokkan atau menyesuaikan diri terhadap pembicaraan orang lain (Kindaichi dalam Hamid, 2003:68). Hal ini dapat menunjukan bahwa lawan tutur memperhatikan pembicaraan tersebut. Seperti contoh percakapan sehari-hari berikut ini :
(1) A :きょうはさむいですね。
Kyou wa samui desune.
Hari ini dingin ya!
(2) B :そうですね。
Sou desu ne.
Benar juga..
(3) A :もう4月ですけどね
Mou yon gatsu desukedone.
sudah bulan April.
(4) B :ええ。
ee…
iya

(5) A :けさは0度でしたよ。
Kesa wa zero do deshita yo.
Tadi pagi 0 derajat celcius lho!
(6) B : そうですか
Sou desuka.
Masa’?
(Tsukuba Language Group, 1991:19)
Percakapan tersebut memperlihatkan bahwa B selalu memberikan respons atas pernyataan B meskipun A sendiri tidak memintanya. Ungkapan berupa respons B pada no. (2), (4), dan (6) itulah yang disebut あいづち. Hamid (2003:68) menyebutkan bahwa kosakata yang banyak dipergunakan sebagai あいづち adalah : はい、ええ、うんdan はあ selain itu sebagai aizuchi (あいづち) sering dipakai kata-kata lain yang menyatakan persetujuan atau pengertian.
Untuk memperluas konsep pemakaian aizuchi (あいづち), Duncan dan Fiske dalam Maynard (1998:54) membagi aizuchi (あいづち) menjadi 4 bentuk ungkapan, yaitu :
1. Ungkapan seperti “un”
2. Ungkapan yang menyatakan kesimpulan sebagai kalimat tambahan pada pembicaraan lawan tutur.
3. Ungkapan pertanyaan untuk menyesuaikan isi pembicaraan.
4. Pesan singkat.
Contoh pemakaian aizuchi (あいづち) ini dapat terlihat dalam percakapan yang terdapat pada buku Minna no Nihongo Shokyu II berikut ini :
(A) :あのう、こちらで、料理 きょうしつがひらけますか。
Ano, kochirade, ryouri kyoushitsu nga hirakemasuka.
(B) :ええ、3がいにだいどころがあります。
Ee, san gai ni daidokoro nga arimasu.
(A) :どうぐもかりられますか.
Dougu mo kariraremasuka.
(C) :ええ、かりられません。
Ee, kariraremasen.
Kosa kata yang memakai aizuchi (あいづち) didalam percakapan tersebut adalah ええ, makna ええ disini yaitu “ya” yang merupakan jawaban atau persetujuan.
Penelitian ini mengambil sumber data dari sebuah buku Minna no Nihongo Shokyu II.

 1.2 Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pemakaian Respon yang dikaitkan dengan Aizuchi dalam wacana lisan yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
2. Bagaimanakah Bentuk-bentuk Respons yang dikaitkan dengan Aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
3. Bagaimanakah fungsi Respon yang dikaitkan dengan Aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.

1.3 Tujuan Penelitian :
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pemakaian Respon yang dikaitkan dengan aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
2. Mejelaskan Bentuk-bentuk Respon yang dikaitkan dengan aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
3. Menjelaskan fungsi Respon yang dikaitkan dengan aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.

1.4 Manfaat penelitian :
 Beberapa manfaat yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi tambahan untuk mengembangkan ilmu bahasa khususnya dalam kajian sosioliguistik.

1.4.2 Praktis
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan pada pembelajar bahasa jepang tentang ungkapan-ungkapan yang termasuk respon yang dikaitkan dengan aizuchi dan lebih memahami pemakaian nya dalam setiap percakapan.

1.5 Batasan penelitian
Penelitian ini hanya akan meneliti pemakaian, bentuk, dan fungsi respon yang dikaitkan dengan aizuchi dalam wacana lisan yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II. Dalam hal ini hanya berupa percakapan yang memakai kata-kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai respon yang dikaitkan dengan aizuchi saja.






BAB II
  KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
 Bahasa merupakan sarana interaksi atau komunikasi sehari-hari yang dipakai dalam masyarakat. Karena itulah pemakaian bahasa tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek kemasyarakatan. Hubungan tersebut sangat erat dalam kajian sosiolinguistik Sosio- adalah masyarakat, dan linguistik adalah kajian tentang bahasa. Jadi, sosiolingistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi) (Sumarsono dan Paina, 2002:1).
Pendapat tersebut dijelaskan lebih terperinci lagi oleh Chaer (1994:16), sosiolinguitik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam sosiolinguistik ini, antara lain dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, berbagai akibat adanya kontak dua buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian bahasa itu.
Kedua pengertian linguistik tersebut menekankan bahwa ilmu bahasa yang berhubungan dengan pemakaian bahasa di dalam masyarakat merupakan salah satu dari bagian linguistik. Aspek-aspek kemasyarakatan seperti: dengan siapa kita berbicara, topic pembicaraan, situasi, dan ragam bahasa, harus diperhatikan dalam suatu komunikasi.
Menurut Fishman (Chaer dan Agustina, 1995:20) yang menjadi persoalan sosiolingistik adalah untuk menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakannya, atau menanyakan keadaan keluarga. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapannya tidak dapat diartikan atau diterjemahkan secara harfiah. Dan ungkapan tersebut biasanya juga disertai dengan senyuman, gelengan kepala, gerak-gerik tangan, air muka, ataupun kedipan mata yang dapat membangun kontak sosial antara para partisipan di dalam penuturan itu (Chaer dan Agustina,1995:20-21).

2.2 Bahasa dan kebudayaan
  Menurut Ohoiwatun (2002:79) pengaruh timbal-balik antara bahasa dan kebudayaan dapat dilihat dalam proses belajar bahasa kedua atau asing. Pola-pola komunikasi yang dipengaruhi oleh kebudayaan jelas dapat ditelusuri melalui pengamatan terhadap kecenderungan-kecenderungan berbahasa.
Salah satu corak budaya Jepang adalah tidak ingin membuat gusar orang lain, tidak ingin mengecewakannya, sehingga kalau menjawab ‘Tidak’, maka jawaban harus diperhalus demikian rupa agar lawan tutur dapat memahami isi pesan tanpa merasa di lecehkan. Gaya berbahasa demikian disebut enkyoku yang memiliki muatan budaya dan sekaligus merupakan bukti ketumpang-tindihan bahasa dengan budaya. Dikatakan oleh Wijayanti (2004:18) bahwa pemakaian enkyoku ini dimaksudkan untuk menghormati
mitra bicara agar tidak melukai perasaan mitra bicara dan juga pertimbangan kesopanan dalam berinteraksi.
Sejalan dengan fungsi pemakaian enkyoku tersebut, masyarakat Jepang juga mengenal istilah Aizuchi yang sebisa mungkin diberikan pada saat terjadi percakapan sebagai bentuk hubungan timbal-balik yang terjadi diantara penutur dan lawan tutur. Aizuchi merupakan bentuk respons dari lawan tutur bahwa ia mengerti isi pembicaraan tersebut dan membuat pembicaraan itu dapat berlangsung dengan nyaman
.
2.3 Pengertian Aizuchi
Dari masing-masing pengertian tersebut maka kata Aizuchi dapat di artikan sebagai reaksi atau tanggapan terhadap pembicaraan orang lain. Sedangkan menurut Horiguchi (1997:42), aizuchi memiliki arti sebagai berikut :
「あいづちは、話し 手 が 発話権 を 行使している 間 に 聞き 手 から 送られた.じょうほう を 共有 したこと を 伝える 表現」。
Aizuchi adalah ekspresi ataupun ungkapan yang disampaikan lawan tutur untuk menanggapi informasi yang disampaikan penutur pada saat penutur sedang memakai haknya untuk berbicara.
  Pengertian aizuchi pada dasarnya adalah sama yaitu ungkapan yang berbentuk kata-kata atau frase-frase yang sering digunakan oleh orang-orang Jepang sebagai timpalan, respons ataupun tanggapan yang dipakai pada saat terjadi pembicaraan di antara lawan tutur. Namun, Maynard juga menambahkan bahwa aizuchi tidak hanya berupa ungkapan verbal, tetapi juga gerakan tubuh (non verbal) sebagai salah satu bentuk respons seperti menganggukan kepala.
 Adanya hubungan timbal-balik dalam pembicaraan diantara dua orang dapat digambarkan berupa garis selang-seling beraturan seperti yang dikatakan oleh Mizutani (1986:15) “Two people, A and B, for example, join together in making up one flow of speech; this might be illustrated as -----__-------__------__
-----__ . Garis ----- menunjukan penutur yang sedang memakai haknya untuk berbicara, sedangkan garis ___ menunjukan lawan tutur ataupun pendengar yang memberikan respons atas pembicaraan penutur.
 Orang Jepang sering menggunakan aizuchi (あいづち) untuk menunjukan bahwa mereka mengikuti arah pembicaraa. Kata-kata seperti はい (Hai) / ええ (Ee) / うん (Un) yang berarti “Ya”, soudesuka (そうですか, benarkah?)/ naruhodo (なるほど, pantas saja) sering sekali dipakai setelah penutur mengatakan frase ataupun kalimat. Jika tidak memakai aizuchi (あいづち)、orang yang berbicara akan merasa tidak nyaman dan menghentikan pembicaraan karena merasa tidak diperhatikan.

2.4 Bentuk ungkapan aizuchi (あいづち) 。
Peranan lawan tutur adalah mendengarkan pembicaraan sambil melakukan berbagai macam respons aizuchi (あいづち) dimana penutur sebagai salah satu pihak dapat membantu mengembangkan arah pembicaraan ketika pembicaraan tersebut sedikit tersendat.
 Bentuk-bentuk ungkapan aizuchi menurut Horiguchi (1997:61) terbagi menjadi 4, yaitu:
1あいづちし / aizuchishi (Kosa kata あいづち)
2.くりかえし / kurikaeshi (Pengulangan)
3. いいかえ / iikae (Kata pengganti)
4. そのた /sonota (Bentuk lainnya)
 Berikut penjelasan dari masing-masing bentuk aizuchi tersebut :
1. あいづちし / aizuchishi (Kosa kata あいづち)
 Pada umumnya yang sering dipakai adalah  はい , ええ、ん、そう、ほんと、なるほど、そうですね、dan lain-lain. Bermacam-macam bentuk
あいづち berdasarkan situasi pemakaiannya dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu あいづちyang dipakai dimana saja bila dengan meninggalkan ungkapan/kalimat yang belum selesai seperti, うん、ええ、はい、はあ、 dan lain sebagainya. Selain itu adalah yang biasanya dipakai ketika mengerti tentang isi pembicaraan seperti : ほんと、そう、そうですね、そうですか、ね、なるほど、

2.くりかえし / kurikaeshi (Pengulangan)
 Sambil mendengarkan pembicaraan penutur, lawan tutur biasanya juga ada yang memakaiあいづち berupa pengulangan kata ataupun kalimat yang belum diselesaikan oleh penutur. Pengulangan tersebut dikarenakan lawan tutur berusaha menunjukan bahwa ia mendengarkan pembicaraan lawan tutur. Hal ini juga dapat menunjukan fungsi sosial dari pemakaian あいづち.あいづち berupa pengulangan sebagian pembicaraan yang belum selesai tersebut yaitu, bila penutur berbicara dengan intonasi meninggi memiliki arti bahwa ia memohon penjelasan ataupun penegasan dari jawaban lawan tutur. Lawan tutur dapat memakaiあいづち berupa bentuk pengulangan modalitas (kemungkinan) tindak tutur penutur secara sebagian sebagai perhatiannya. Dengan syarat pengulangannya hanya dibatasi だろう、でしょう、かもしれない、らしい、みたいだ、はずだ.
3. いいかえ / iikae (Kata pengganti)
 Kata pengganti atau いいかえ adalah munculnya bahasa/kata-kata dari lawan tutur sendiri terhadap isi pembicaraan penutur dan ungkapan yang dipakai lawan tutur berbeda dengan ungkapan atau kata-kata yang dipakai penutur, namun pada dasarnya berupa pengulangan isi pembicaraan. Pengulangan ini merupakan petunjuk bahwa lawan tutur memahami dan mendengarkan pembicaraan penutur.
Berupa penggantian secara sebagian tindak tutur penutur adalah : だろう、menjadi でしょう、かもしれない menjadi かもね、 dan  らしいmenjadi みたいだ.
4. そのた /sonota (Bentuk lainnya)
 Bentuk yang lain yaitu berupa gerakan non verbal atau bahasa tubuh juga sering digunakan pada saat terjadi peristiwa tindak tutur. Bentuknya dapat berupa うなずきanggukan kepalaわらう, tertawa, senyuman, ataupun驚(おどろ)きの表情(ひょうじょう) ekspresi wajah yang terkejut.

Dan fungsi-fungsi ungkapan Aizuchi terbagi menjadi lima fungsi :
1. 聞ている という 信号(しんごう) (Pertanda lawan tutur sedang mendengarkan).
2. りかい,理解しているという信号(しんごう)(Pertanda lawan tutur memahami isi     pembicaraan).
3. どうい の 信号(しんごう) (Pertanda persetujuan).
4. 不定(ふじょう) の 信号(しんごう) (Pertanda penolakan lawan tutur terhadap isi
  pembicaraan penutur).
5. 感情(かんじょう) の ひょうげん,表現(Ungkapan perasaan).
Dan berikut adalah penjelasan dari masing-masing fungsi tersebut:
1. 聞ている という 信号(しんごう) (Pertanda lawan tutur sedang mendengarkan).
 Peranan lawan tutur adalah sebenarnya mendengarkan pembicaraan penutur. Kegiatan mendengarkan atau yang disebut聞ている tersebut dapat diekspresikan dengan pemakaian kata-kata seperti はい , ええ、 dan lain-lain.
2.理解(りかい)しているという信号(しんごう)(Pertanda lawan tutur mendengarkan isi     pembicaraan)
 Ketika penutur sedang berbicara, lawan tutur akan mendengarkan sambil berusaha memahami isi pembicaraan tersebut dan lawan tutur akan memberikan あいづちyang menunjukan bahwa ia telah memahami atau [わかった].
3.どうい の 信号(しんごう) (Pertanda persetujuan)
  Selain mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan penutur, lawan tutur juga mrengirimkan tanda persetujuan dengan memakai「あいづち」di tengah-tengah percakapan seperti kata “hai!”「はい」yang bermakna “ya”, atau「そうそう」yang bermakna “Benar, benar…..”
4.ふじょう,不定 の 信号(しんごう) (Pertanda penolakan lawan tutur terhadap isi pembicaraan penutur)
 Lawan tutur selain memakai aizuchi「あいづち」 untuk menunjukan bahwa ia mendengar dan memahami pembicaraan penutur, tetapi juga mengirimkan tanda seperti tidak dapat menyutujui isi pembicaraan penutur dengan memakai kata iie「いいえ」yang bermakna “tidak”.
5. 感情(かんじょう) の ひょうげん,表現(Ungkapan perasaan).
 Lawan tutur dapat mendengarkan pembicaraan penutur dan mengekspresikan perasaannya dengan bahasa emosi yang bermacam-macam seperti terkejut, senang, sedih, marah, keraguan, simpati, rasa sayang, rendah diri dan lain-lain.



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian.
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu (Suryabrata, 2003:11). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-partanyaan dalam rumusan masalah yang telah diajukan yaitu pemakaian respon yang berkaitan dengan aizuchi ( あいづち), termasuk bentuk dan fungsinya yang terdapat dalam wacana lisan di buku Minna no Nihongo Shokyu II. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Menurut Meleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya : perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Seperti yang diungkapkan oleh Djajasudarman (2006:9) bahwa di dalam penelitian bahasa, metode penelitian deskriptif cendrung digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama dalam mengumpulkan data.Serta menggambarkan data secara ilmiah.
Suryabrata (2003:76) berpendapat secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam hal ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun juga metode-metode deskriptif.

3.2 Sumber Data dan Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland (Meleong, 2005:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Ditambahkan pula oleh Djajasudarman (2007:17) bahwa data dikumpulkan mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan, lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, dan sebagainya. Mengacu pada pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan data dari beberapa percakapan yang ada di dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahap yang paling penting dalam suatu penelitian. Dan utama dalam penelitian ini adalah percakapan yang memakai aizuchi didalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
Sedangkan data penunjang yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode telaah pustaka adalah mencari data yang digunakan sebagai sumber referensi dalam penelitian. Dalam penelitian ini metode telaah pustaka digunakan untuk mengumpulkan data pemakain aizuchi yang terdapat dalam buku, catatan, dan referensi. Sedangkan metode dokumentasi digunakan dalam pengambilan data yaitu buku Minna no Nihongo Shokyu II.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Membaca Buku Minna no Nihongo Shokyu II
2. Mencatat setiap wacana lisan berupa percakapan yang ada pada Buku Minna no Nihongo Shokyu II..
3. Mengelompokan data-data berupa respon yang dikaitkan dengan aizuchi (あいづち) yang terdapat dalam Buku Minna no Nihongo Shokyu II.

3.4 Teknik Analisis Data.
Analisis data menurut Meleong (2005:280) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata atau kalimat, oleh karena itu dianalisis secara non statistik.
Berikut langkah-langkah dalam menganalisis :
1. Menganalisis, menerjemahkan percakapan yang menggunakan respon yang dikaitkan dengan aizuchi yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II.
2. Menganalisis pemakaian respon yang dikaitkan dengan aizuchi yang terdapat dalam Buku Minna no Nihongo Shokyu II dengan cara membandingkan dengan pemakaian aizuchi yang diperoleh dari referensi.
3. Menyimpulkan hasil analisis yang merupakan hasil akhir penelitian.





BAB IV
PEMBAHASAN

  Penelitian ini menggunakan sumber data berupa teks percakapan yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II, penelitian ini termasuk dalam analisis wacana lisan atau percakapan.
  Untuk menjawab rumusan masalah mengenai pemakaian bentuk, serta fungsi aizuchi dalam buku Minna no Nihongo Shokyu II, penelitian ini menggunakan teori Horiguchi seperti yang telah disebutkan pada landasan teori. Berikut merupakan analisis wacananya :
Wacana I
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 26 Hal : 7
(1) A : すてきなぼうしですね。どこで買ったんですか。
Sutekina boushi desune. Dokode kattan desuka?
Topinya bagus ya…beli dimana?
(2) B : これですか。エドヤストでかいました。
Kore desuka?
Oh ini ya? Saya membelinya di edoyasuto.
(3) A : 私もそんなぼうしをさがしているんです。すみませんが、
見せのばしょをおしえていただけませんか。
Watashimo sonna boushi o sangashite irundesu. Sumimasen ga, miseno bashou o oshiete itadakemasenka.
Saya juga menacari topi seperti itu, maaf bisakah anda memberi tahu saya dimana tokonya?
(4) B : ええ、いいですよう。
Ee, iidesuyou.
Ya, baiklah.
Analisis wacana I :
a. Bentuk : Respons yang dipakai B pada no. (4) yaitu “Ee”「ええ」 termasuk dalam bentuk aizuchishi「 あいづちし」 (kosakata aizuchi) yang dalam konteks percakapan tersebut memiliki arti “Iya”. Selain dipakai untuk membenarkan kalimat lawan bicara, juga digunakan pula untuk meyakinkan sipembicara bahwa pendengar benar-benar memperhatikan isi pembicaraan.
b. Fungsi : Fungsi dari kata “Ee”「ええ」yang dipakai oleh B pada no. (4) dalam percakapan tersebut sebagai kiteirutoiushingo「きているというしんご」(Pertanda lawan tutur sedang mendengarkan), disitu dijelaskan bahwa B merespons tanggapan A yang meminta diberitahukan dimana tempat membeli topi tersebut dengan menggunakan aizuchi berupa kata “Ee” 「ええ」 sebagai pertanda bahwa B mendengarkan apa yang dituturkan oleh A.
Wacana 2
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 27 Hal : 15
(1) A : 先月ひっこししました。
Sengetsu hikkoshi shimashita.
Bulan ini saya pindah rumah.
(2) B : えっ、どこですか。
E¬¬¬¬….Dokodesuka?
Oh ya!, dimana?
(3) A : いすです。
Isudesu.
Di prefektur isu.
(4) B : いいですね。富士山が 見えるでしょう?
Iidesune, fujisan ga mierudeshou?
Bagus ya. Apakah dari sana terlihat gunung fuji?
(5) A: 天気が いい 日には 見えますが、雨の  ひには ほとんど
みえません。
Tenki nga ii hiniwa miemasu ga, ameno hi ni wa hotondo miemasen.
Jika cuacanya baik terlihat tetapi, jika seharian hujan benar-benar tidak terlihat sama sekali.
Analisis wacana 2 :
a. Bentuk : Aizuchi yang dipakai dalam konteks percakapan tersebut terdiri atas dua bentuk yaitu “E”「えっ」termasuk dalam bentuk kelompok aizuchishi「あいづちし」 (kosakata aizuchi) yang menunjukan perasaan keterkejutan B pada no. (2), sedangkan pada saat itu secara spontan B juga memakai bentuk aizuchi yang lain sonota「そのた」( bentuk yang lainnya), berupa bahasa non verbal yang terlihat dari ekspresi wajahnya saat terkejut odorokini hyojyo「おどろひょうじょう」.
b. Fungsi : Pemakaian bentuk aizuchi pada no. (2) yang merupakan respons B tersebut berfungsi sebagai kanjyouno hyougen 「感情の表現」(Ungkapan perasaan). Yang diucapkan dengan ekspresi wajah terkejut.
Wacana 3
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 28 Hal : 19
(1) 小川祥子  :ミラーさん、ちょっとおねがいが あるんですが。
Ogawa shachiko : mira san, chotto onegainga arundesu nga.
  Sdr. Miller, kalau boleh saya ada permintaan. 
(2) ミラー  :なんですか?
Mira : nandesuka?
  Ada apa?
(3) 小川祥子  :息子に 英語を 教えて いただけませんか。
  夏休みに オーストラリアへ ホームステルに
行くんですが、会話が できないんですよ。
Ogawa shachiko : Mosukoni eigo o oshiete itadakemasenka. Natsu yasumi
ni iikun desuga, kaiwa ga dekinaindesuyou.
Maukah anda mengajarkan bahasa inggris kepada
Putra saya? Dia akan pergi ke Australia dan homestay disana pada liburan musim panas, tetapi dia tidak dapat berbahasa inggris.
(4) ミラー  :教えて あげたいんですけど、ちょっと じかんが。
Mira : Oshiete agetain desukedo,chotto jikan nga.
Saya mau mengajar tapi tidak ada waktu…….
(5) 小川祥子 :おちゃでも のみなんがら おしゃべりして いただけませんか。
Ogawa shachiko : Ocha demo nominangara osyaberishite itadakemasenka.
  Maukah anda ngobrol dengannya sambil minum the?
(6) ミラー   :うーん、しゅっちょうも おおいし、もうすぐ 
  にほんごの しけんも あるし、、、。それに 
  いままで おしえた ことが ありませんから。
Mira : Uun, syashoumo ooishi, mousugu nihonggono shikenmo arushi………soreni imamade oshieta kotonga arimasenkara.
Eemh maaf … saya banyak dinas keluar kota, dan tak lama lagi akan ada ujian bahasa jepang.
Dan lagi saya belum pernah mengajar…..
(7) 小川祥子  :だめですか。じゃ、ざんねんですね。
Ogawa shachiko : Dame desuka. Ja, zannen desune.
Tidak dapat, ya? Kalau begitu, sayang sekali ya………. 
(8) ミラー   :どうも すみません。
Mira : Doumo sumimasen.
Minta maaf.
Analisis Wacana 3 :
a. Bentuk : Respons yang dipakai miraミラー pada no. (2) yaitu kata “Un” 「うーん」 termasuk dalam bentuk aizuchishi 「あいづちし」 (kosakata aizuchi). Aizuchi yang dipakai dimana saja bila dengan meninggalkan ungkapan atau kalimat yang belum selesai tersebut dapat juga digantikan dengan memakai bentuk aizuchishi 「あいづちし」 (kosakata aizuchi) lainnya seperti kata “iie”「いいえ 」yang sama-sama mempunyai arti “tidak”. Pada umumnya kata “Un”「うーん」 hanya dapat dipakai bila penutur dan lawan tutur tersebut sudah akrab sebagai teman sebaya ataupun hubungan yang sangat dekat.
b. Fungsi : Respons pada no. (6) di atas memiliki fungsi sebagai fujyou no shinggo「 ふじょうのしんごう」 (pertanda penolakan lawan tutur terhadap isi pembicaraan penutur).
Wacana 4
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 29 Hal : 31
(1) A : すみません。けさ でんしゃに パソコンを わすれて 
しまったんですが。
Sumimasen. Kesa densya ni pasokon o wasurete simattandesunga.
Maaf, tadi pagi pasokon saya tertinggal di kereta.
(2) B :  パソコンですか?
Pasokon desuka?
Pasokon ya?
(3) A : ええ くろくて、このくらいのです。
Ee kurokute, kono kurainodesu.
Ya, warna hitam, kira-kira sebesar ini.
(4) B : これですか?
Kore desuka?
Ini ya?
(5) A : あ、それです。 ああ、よかった。
A, soredesu. Aa, yokatta.
Ya itu, ah…. Syukurlah.
Analisis wacana 4:
a. Bentuk : Respons yang dipakai B pada no. (2) yaitu kata「パソコン」 merupakan bentuk kurikaeshi 「くりかえし」(pengulangan), karena disitu B mancoba mengulang apa yang telah di dengarnya, dan pengulangan tersebut dikarenakan lawan tutur berusaha menunjukan bahwa ia mendengarkan pembicaraan lawan tutur.
b. Fungsi : Bila dilihat dari konteks percakapan di atas tersebut berfungsi sebagai kiteirutoiushingo「きいているというしんごう」(pertanda lawan tutur sedang mendengarkan) B menggunakan aizuchi bentuk pengulangan karena belum yakin dengan apa yang telah di ucapkan A.
Wacana 5
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 30 Hal : 39
(1) A : らいしゅうの ミーチィングまでに なにを して 
  おいら いいですか?
  Raishyuno meeting gu madeni nanio shite oittara iidesuka?
Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk meeting minggu depan?
(2) B : そうですね この しりょうを コピーして おいて 
ください。
Soudesune kono shiryou o kopi shite oite kudasai.
Begitu ya ? tolong terlebih dahulu kopikan data-data ini.
(3) A : はい、わかりました。
Hai, wakarimashita.
Ya saya mengerti.
Analisias wacana 5:
a. Bentuk : B memerintahkan A supaya terlebih dahulu mengkopi data-data. Langsung saja B merespons dengan mengatakan “hai wakarimashita” 「はいわかりました」respons tersebut termasuk dalam bentuk aizuchishi 「あいづちし」(kosakata aizuchi)
b. Fungsi : Pemakaian yang di ucapkan A pada no. (3) Merupakan aizuchi yang dapat berfungsi sebagai「りかいしている」 rikaishiteiru toiu shinggo (pertanda lawan tutur memahami isi pembicaraan). A sangat memahami perkataan bernada perintah yang dikatakan oleh B.
Wacana 6
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 31 Hal : 49
(1) A : ああ。つかれた。
Aa…tsukaremashita.
Ah…melelahkan juga.
(2) B : じゃ。どこかで すこしやすもう。
Jya…dokokade sukoshi yasumou.
Ya…mari kita istirahat sebentar, dimana ya…
(3) A : あのう きっさてんに はいらない?
Ano kissatenni hairanai?
Bagaimana kalo kita ketempat minum kopi disebelah sana??
(4) B : うん、そう しよう。
Un, sou shiyo.
Ya, mari…
Analisis wacana 6
a. Bentuk : “Un”「うん 」termasuk bentuk aizuchishi「 あいづちし」 (kosakata aizuchi) karena terdiri atas satu kata. Dan dalam konteks percakapan tersebut kata “Un”「うん 」 memiliki arti “iya”. pemakaian bentuk aizuchi 「 あいづち」tersebut dapat juga digantikan dengan pemakaian bentuk aizuchi yang lain misalnya hanya dengan “unazuki” 「うなづき」yang berarti (anggukan kepala). Karna biasanya bila lawan tutur sependapat dengan penutur maka respons yang dipakai selain berupa ucapan. Secara tidak sadar juga memakai gerakan non verbal seperti menganggukan kepala.
b. Fungsi : Bentuk aizuchi berupa kata “Un”「うん 」pada konteks percakapan di atas merupakan aizuchi yang dapat berfungsi sebagai toiunoshingo「というのしんごう」 (pertanda persetujuan). Yang bisa juga digantikan dengan aizuchi “Ee”「ええ」atau “hai!”「はい」yang memiliki kesamaan arti, tergantung konteks percakapannya.

Wacana 7
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 32 hal : 57
(1) A: どうしたんですか。
Doushitan desuka?
Apa yang terjadi?
(2) B: やけどを したんです。
Yakedo o shitandesu.
Oh ini luka bakar terkena air panas.
(3) A: じゃ、すぐ すいどう の みず ひやした ほおが いいですよ。
Jya, sugu suidou no mizu hiyashita hounga iidesu yo.
Sebaiknya segera dinginkan dengan air.
(4) B: ええ、そう します。
  Ee ,, sou shimasu.
  Ya, mari kalau begitu.
Analisis wacana 7
a. Bentuk : Aizuchi yang dipakai B pada no. (4) yaitu kata “Sou”「そう」 tersebut termasuk dalam kelompok aizuchishi「 あいづちし」 (kosakata あいづちし).「そう」”Sou” merupakan bentuk aizuchi「あいづちし」 yang lebih sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari bila dibandingkan dengan pemakaian kata “Soudesuka?”「そうですか」yang lebih formal.
b. Fungsi : B mengatakan kata “Sou” 「そう」 untuk merespons pendapat A tentang luka bakar yang diderita A. respons tersebut memperlihatkan bahwa B mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan A. dalam hal ini berfungsi sebagai kiteiru toiu shingo「きている という しんご」(pertanda lawan tutur sedang mendengarkan) 
Wacana 8
Minnaa no Nihongo Shokyu II. Bab : 33 Hal : 61
これは どういう いみですか?
Korewa doiu imidesuka
Apa artinya ini?

ワット  :すみません。わたしの くるまに こんな かみが 
はって あったんですが、この かんじは 
なんと よむんですか。
Sumimasen. Watashino kurumani konna kamiga hatte attandesuga, kono kanji wa nanto yomundesuka? 
Permisi. Di mobil saya ada tertempel jertas seperti ini. Bagaimana membaca huruf kanji seperti ini?
 大学職員 :「ちゅうしゃいはん」です。
“chusha-ihan” desu.
“chusha-ihan”.
 ワット  :ちゅうしゃいはん。。。。。、どういう いみですか?
Chusha-ihan…….doiu imi desuka?
“Chusha-ihan”? apa artinya?
大学職員 :くるまを とめては いけない ばしょに とめた
という いみです。ワットさん、どこに 
とめたんですか?
Kuruma o tometewa ikenai bashouni tometa toiu imi desu. Watto san , dokoni tomettan desuka.
Artinya tempat ini tidak dapat memberhentikan mobil. Pak watt, dimana memarkir mobil?   
ワット  :駅の まえです。ざっしを かいに いって、
10ぶんだけ。
Eki no mae desu. Zasshi o kaini itte. Jubbun dake.
Di depan stasiun. Saya pergi untuk membeli majalah hanya sepuluh menit…..
大学職員 :そりゃあ、えきの まえだったら、10ぶんでも 
だめですよ。
Sorya, ekino maedattara, jubbun demo damedesuyo.
begini. Kalau didepan stasiun. Tidak boleh walaupun hanya sepuluh menit.
ワット  :これは なんと かいて あるんですか?
Korewa nanto kaite arundesuka?
Ini ada tertulis apa?
大学職員 :「1しゅっかんいないに」けいさつへ きて 
くださいと かいて あります。
(1shukan nai ni) keisastu e kite kudasai to kaite arimasu.
Tertulis “dalam satu minggu ini anda harus datang ke kantor polisi”.
ワット  :それだけですか?ばっきんは はらわなくても 
いいんですか。
Soredakedesuka? Bakkin wa harawanakutemo iindesu.
Hanya itukah? Apakah saya tidak usah membayar uang denda?
大学職員 :いいえ あとで 15000えん はわらないと 
いけません。
Iie atode ichiman gozen en hawaranai to ikemasen.
Ya. Nanti anda harus membayar lima belas ribu yen.
ワット  :えっ。15000えんですか。
ざっしは 300えんだったんですけど。
E, ichiman gozen en desuka?
Zasshi wa sanbyakuen dattandesukedo.
Eeh? Lima belas ribu yen?
Majalah itu hanya tiga ratus ribu yen………..
Analisis wacana 8
a. bentuk : ちゅうしゃいはん........ merupakan bentuk aizuchi kurikaeshi 「くりかえし」(bentuk pengulangan). Pada saat daigakusyoukuin「だいがくしょうくいん」」大学職員 menyatakan arti tentang tulisan kanji tersebut. Watto「ワット」 langsung merespons dengan mengulang kata-kata daigakusyoukuin「だいがくしょうくいん」大学職員 yang menjadi perhatiannya.
b. fungsi : Aizuchi yang dipakai watto 「ワット」tersebut hanya berfungsi sebagai pertanda bahwa watto「ワット」kiteirutoiushingo 「きいているというしんごう」mendengarkan pembicaraan daigakusyoukuin「だいがくしょうくいん」大学職員.
Wacana 9
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 34 Hal : 75
(1) A : このてんぷら、ミラーさんが  つくったんですか。
Kono tempura, mirasan ga tsukuttandesuka.
Saudara mira apakah tempuranya ini buat sendiri?
(2) B : ええ….料理の ほんに かいて ある とおりに 
つくったんですが。。。。。
Ee...ryouri no hon ni kaite aru tourini tsukuttandesuga.
Ya, saya membuatnya menurut buku masakan.
(3) A : とてもおいしいです。
Totemo oishidesu.
Sangat enak sekali.
(4) B : ああ、よかった。
Aa, yokatta.
Ya, syukurlah.
Analisis wacana 9
a. Bentuk : Ada dua respons yang digunakan B pada percakapan ini yaitu pada no. (2) yaitu kata “Ee”「 ええ」yang dapat juga digantikan dengan kata lain yaitu kata “hai!”「はい」 yang dalam konteks tersebut memiliki kesamaan arti yaitu “ya!” termasuk dalam kelompok aizuchishi「 あいづちし」(kosakata aizuchi), dan pada no. (4) “Aa”「ああ」 yang menunjukan perasaan lega, yang juga termasuk dalam kelompok aizuchishi「あいづちし」 (kosakata aizuchi).
b. Fungsi : Fungsi “Ee”「ええ」 pada no. (2) tersebut yaitu toiunoshingo 「というのしんごう 」(pertanda persetujuan), sepadan dengan fungsi ”un”「うん」. dan fungsi “Aa”「ああ」 pada no. (4) yaitu sebagai kanjyounohyougen「かんじょうのひょうげん」 (Ungkapan perasaan).
Wacana 10
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 35 Hal : 81

(1) A : もうすぐ はるですね。
Mousugu haru desune.
Sebentar lagi akan segera musim panas ya.
(2) B : そうですね。春になれば、この へんでは はなみが 
できますが。
Soudesune. Haruni nareba, kono hen dewa hanamiga dekimasuga.
Betul juga, kalau musim panas, disekitar sini dapat melihat festival bunga.
(3) A : そうですか。たのしみです。
Soudesuaka. Tanoshimidesu.
Begitu ya?, menyenangkan sekali.
Analisis wacana 10
a. Bentuk : Aizuchi yang terdapat pada no. (2) tersebut termasuk dalam bentuk aizuchishi 「あいづちし」 (kosakata aizuchi). Kata “Soudesune “「そうですね 」merupakan bentuk lebih sopan dari “Soune”「そうね」. ”Soune”「そうね」merupakan bentuk pemakaian sehari-hari. apabila penutur dan lawan tutur memiliki derajat yang sama ataupun memiliki hubungan yang akrab. Karena disini A merupakan atasan B maka untuk lebih sopan B memakai kata “Soudesune”「そうですね 」.
b. Fungsi : B merespons percakapan A dengan mengatakan kata “Soudesune”「そうですね 」. Agar percakapan dapat berlangsung dengan baik. Dalam hal ini respons B berfungsi sebagai toiuno shingo 「というのしんごう」 (pertanda persetujuan). Bahwa B menyetujui dan membenarkan pernyataan si A yang menyatakan bahwa sebentar lagi akan musim panas.
Wacana 11
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 35 Hal : 81
(2) A : おんせんに いきたいんですが、どこか いい ところ
ありませんか?
Onsen ni ikitaindesuga, dokoka ii tokoro arimasenka?
Saya ingin sekali pergi ke pemandian air panas, tetapi, ada tidak tempat yang bagus?
(3) B : おんせんなら、はくばが いいですよ。 けしきが 
きれいだし、あまり こんで いませんから。
Onsen nara, hakuba nga iidesuyou. Kesikinga kireidashi, amari konde imasenkara.
Kalau pemandian air panas, di baku tempatnya enak, indah, dan juga tidak begitu ramai dan macet.
(4) A : そうですか? 
Soudesuka?
Oh begitu ya?
Analisis wacana 11:
a. bentuk : Aizuchi yang dipakai A pada no. (3) tersebut termasuk dalam kelompok aizuchishi 「あいづちし」(kosakata aizuchi). “Soudesuka?”「そうですか 」memiliki makna “oh begitu ya?” kata ini digunakan sebagai ungkapan tanggapan atas informasi yang diberikan B, merupakan bentuk yang jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari bila dibandingkan dengan pemakaian “Sou”「そう」 karna kata itu lebih formal.
b. fungsi : A mengatakan “Soudesuka?”「そうですか 」 untuk merespons pendapat B tentang pemandian air panas tersebut, dan respons tersebut memperlihatkan bahwa A mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan B. dalam hal ini berfungsi sebagai kiteiru toiu shinggo「きいているというしんご 」(pertanda lawan tutur sedang mendengarkan).
Wacana 12
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 35 Hal : 81
(1) A :すみません。おゆが でないんですが。
Sumimasen, oyu nga denaindesunga.
Maaf air panasnya tidak bias keluar………….
(2) B :ひだりの つまみを まわしましたか。
Hidari no tsumami o mawashimashitaka?
Putarlah tombolnya ke kiri?
(3) A :つまみ?
Tsumami?
Tombol?
(4) B :ひだりの つまみを まわさなければ、でませんよ。
Hidari no tsumami mawasanakereba, demasenyou.
Meskipun tombolnya sudah ditekan ke kiri, tetap tidak keluar.
(5) A :あ、そうですか?
A, soudesuka?
Oh, begitu ya????
Analisis wacana 12 :
a. bentuk : Kata “tsumami”「つまみ」merupakan bentuk aizuchi kurikaeshi 「くりかえし」(pengulangan). pada saat B pada no. (2) memberi penjelasan, langsung A pada no. (3) merespons kata-kata B dengan mengulang kata tersebut.
b. fungsi : Berfungsi sebagai pertanda bahwa A mendengarkan penjelasan B kiteirutoiu shingo「きいているというしんごう」
wacana 13
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 36 Hal : 91
  A  : お茶は じょうず に なりましたか?
 Ocha wa jyouzuni narimashitaka?
 Sudah mahir membuat teh ya?
B  : いいえ まだまだです。
はやく じょうず に おちゃが たてられる ように 
なりたいです。
Iie mada-mada desu.
Hayaku jyouzuni ocha ga taterareru youni naritaidesu.
Tidak juga, tidak begitu.

Analisis wacana 13 :
a. bentuk : Respons yang dipakai B dalam percakapan di atas terdiri atas dua kata yaitu kata “iie” 「いいえ」yang termasuk dalam bentuk aizuchishi 「あいづちし」(kosa kata あいづち) karena hanya berupa kata dan pada konteks di atas bermakna “tidak”. Sedangkan “Mada-mada”「まだまだ」merupakan bentuk iikae「いいかえ」 (kata pengganti).
b. Fungsi : Kedua bentuk aizuchi tersebut B ucapkan untuk merespons pernyataan A yang mengatakan bahwa ia menyangka baahwa B sudah mahir membuat teh. Respons tersebut berfungsi sebagai fujyouno shingo「ふじょうのしんご」(pertanda penolakan lawan tutur). B tidak sependapat dengan pernyataan A karena menurutnya ia belum begitu mahir membuat teh. Selain kata “Iie”「いいえ」, B bisa juga memakai aizuchi berupa Kata “Uun”「ううん」yang memiliki kesamaan arti, namun karena B lebih muda umurnya dibandingkan A maka dipakailah bentuk yang lebih sopan tersebut.
Wacana 14
Minna no Nihongo Shokyu II, Bab : 37 Hal : 99
(1) A :このお寺は いつごろ たてられたんですか?
Kono otera wa itsu goro tateraretandesuka?
Kuil itu kira-kira dibangun tahun berapa?
(2) B :500ねんぐらいまえに たてられました。
Gohyaku nen gurai maeni tateraremashita.
Kira-kira lima ratus tahun yang lalu.
(3) A :そうですか。ずいぶんふるいんですよ。
Soudesuka. Zubbun furuindesuyo.
“Benarkah?” cukup lama juga ya.
 Analisis wacana 14 :
a. bentuk : “Soudesuka”「そうですか」 pada A no. (2) yang bermakna “Benarkah?” dalam percakapan tersebut termasuk dalam bentuk respons aizuchishi「あいづちし」. bentuk yang lebih kasar dari kata “Soudesuka” adalah “Sou”「そう」 dimana pada konteks percakapan tersebut dapat memiliki arti yang sama.
b. Fumgsi : Kiteirutoiu shingo「きているというしんご」 (pertanda lawan tutur sedang mendengarkan) merupakan fungsi dari aizuchi yang di ucapkan A. B menjelaskan tentang kapan tepatnya kuil itu dibangun. A pun mendengarkan dengan baik dan memberikan respons “Soudesuka”「そうですか」 agar percakapan tersebut dapat terus berlangsung.
Wacana 15
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 38 Hal : 107
(1) A :でんしゃでは 本を よまないんですね。
Densya dewa hon o yomaanaindesu ne.
Saudara tanaka tidak tidak suka membaca buku dalam kereta ya…
(2) B :ええ。 わたしは そとを みるのが 
すきなんですそとを みるのは おもしろいですよ。
Ee.. watashi wa soto o miruno ga sukinandesu, soto o miru nowa omoshiroi desuyo.
Ya…saya lebih suka melihat pemandangan diluar, pemandangan diluar sangat menarik.
(3) A :そうですね。
Soudesune.
Betul juga!
Analisis wacana 15
a. bentuk : Aizuchi yang dipakai dalam kalimat tersebut adalah kata “Soudesune”「そうですね」yang memiliki arti “betul juga!” termasuk dalam bentuk aizuchishi 「あいづちし」 (kosakata aizuchi)
b. fungsi : Berfungsi sebagai toiu no shingo 「というのしんご」 (pertanda persetujuan) dalam kalimat tersebut A sependapat dengan B sebagai penutur.
Wacana 16
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 39 Hal : 110
(1) A :これ から のみに いきませんか。
Kore kara nomini ikimasenka.
Setelah ini bagaimana kalau kita minum the bersama?
(2) B :すみません、ようじが あるので、おさきにしつれいします。
Sumimasen, youji ga arunode, osakini shitsureishimasu.
Maaf. Karena saya ada urusan, silahkanb\ anda pergi minum duluan saja.
(3) A :そうですか。おつかれさまでした。
“oh ya?” Terima kasih atas kerja anda.
Soudesuka. Otsukaresamadeshita.
Analisis wacana 16
a. bentuk : A pada no. (3) memakai kata “Soudesuka?” 「そうですか」 untuk menimpali pendapat B, dalam percakapan tersebut merupakan bentuk aizuchishi 「あいづちし」(kosakata aizuchi) yang dapat bermakna “Benarkah?” ataupun “Oya?”.
b. Fungsi : Aizuchi yang dipakai A pada no. (3) berfungsi sebagai kiteiru toiu shingo「きているというしんご」 (pertanda lawan tutur sedang mendengarkan). Aizuchi tersebut digunakan supaya percakapan tersebut dapat terus berlangsung.
Wacana 17
Minna no Nihongo Shokyu II. Bab : 40 Hal : 123
(1) A :ミラーさんは?
Mira san wa?
Saudara mira???
(2) B :でかけましたよ。
Dekakemashitayou.
Beliau keluar.
(3) A :どこへ いったか。わかりますか?
Dokoe ittaka. Wakarimasuka.
Mengerti tidak keluar kemana??
(4) B :さあ。すずきさんに きけば、わかると おもいます。
Sa. Suzukisan ni kikeba, wakaru tou omoimasu.
Wah maaf…kalau tanya ke saudara Suzuki saya rasa dia mengerti.
Analisis wacana 17
a. Bentuk : Pada konteks percakapan tersebut aizuchi yang dipakai B pada no (4) yaitu kata “Sa” 「さあ」termasuk dalam kelompok bentuk「あいづちし」(kosakata aizuchi) yang memiliki makna ”Wah!”.
b. Fungsi : Kata tersebut digunakan ketika kita tidak bisa memperkirakan sama sekali. Berfungsi sebagai Ungkapan perasaan.
BAB V
SIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian mengenai pemakaian aizuchi dalam buku Minna No Nihongo Shokyu II, maka kesimpulannya sebagai berikut:
1. Aizuchi memiliki 4 bentuk yaitu:
a. Aizuchishi あいづちし (Kosakata aizuchi).
b. Kurikaeshi くりかえし(Pengulangan).
c. Iikae いいかえ (Kata pengganti).
d. Sonotaそのた (Bentuk lainnya).
2. Aizuchi memiliki 5 fungsi yaitu :
a. 「きているというしんご」kiteiru toiu shingo (pertanda lawan tutur sedang mendengarkan).
b. 「りかいしているというしんご」rikai shiteiru shingo (pertanda lawan tutur memahami isi pembicaraan).
c. 「どいうのしんご」doiu no shingo (pertanda persetujuan).
d. 「ふじょうのしんご」Fujyouno shingo (pertanda penolakan lawan tutur).
e. 「かんじょうのひょうげん」Kanjyouno hyougen (ungkapan perasaan).
3. Bentuk yang paling banyak terdapat dalam percakapan di buku Minna no Nihongo Shokyu II tersebut adalah bentuk Aizuchishi 「あいづちし」 (Kosakata aizuchi).
4. 「そう」dan「はい」 merupakan aizuchi「あいづち」 yang sering memiliki fungsi sebagai pertanda bahwa lawan tutur mendengarkan isi pembicaraan. Sedangkan pemakaia aizuchi「あいづち」 untuk mengekspresikan perasaan, banyak memakai bahasa tubuh berupa wajah yang terkejut.
5. Aizuchi 「あいづち」tidak hanya dipakai dalam satu bentuk ataupun satu fungsi saja. Bila dilihat dari konteksnya, maka bisa saja terdapat satu bentuk aizuchi 「あいづち」 yang memiliki dua fungsi ataupun sebaliknya.
6. tingkat kesopanan dalam pemakaian aizuchi「あいづち」sering disesuaikan dengan siapa kita berbicara. Misalnya dengan orang yang lebih tua usianya. Maka bentuk「そう 」diganti「そうですね 」kata yang lebih sopan.
7. tidak semua aizuchi「あいづち」yang dipakai dalam percakapan berupa kata-kata pendek, namun juga dapat berupa kalimat ataupun bahsa non verbal seperti menganggukan kepala, senyuman, ataupun tertawa.








  DAFTAR PUSTAKA


Alwasilah, A. Chaer. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung:Angkasa.
Djajasudarman, Fatimah. 2006. Metoda Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolingistik suatu pengantar. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid. 2003. “Peranan Bahasa Jepang Dalam Pegembangan Kepariwisataan”.
Horiguchi, Sumiko. 1997. 日本語教育と会話分析. Tokyoくろし おしゅっばん.
Kindaichi, Haruhiko, dkk. 1998.日本語量大辞典 --- An Encyclopedia Of The Japanes Language. Tokyo: Thaishukan PublishingCompany
Meleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Refisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ohoiwatun, Paul. 2002. Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaint Blane.
Rani, Abdul, dkk. 2004. Malang: Banyumedia Publishing.
Sibrani, Robert. 1992. Hakekat Bahasa. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Sumarsono, dan Paina. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

2 komentar:

  1. saya mau tanya buku Hamid. 2003. “Peranan Bahasa Jepang Dalam Pegembangan Kepariwisataan”. penerbitnya dari mana? sulit sekali saya mencari buku ini :(

    BalasHapus